Share this:

Jalanan menuju pusat Jakarta jam 11.00 dari Mabes JUARA Rawamangun cenderung lancar tanpa hambatan. Tak lebih 30 menit saya sudah sampai di pelataran hotel tempat seminar Pendampingan Waralaba Nasional 2019 diadakan oleh Kementrian Perdagangan RI.

Siang ini saya didapuk menjadi salah satu pembicara di event yang di hadiri oleh pejabat pejabat daerah dinas perdagangan seluruh Indonesia yang diundang sebagai peserta PWN 2019. Yang harapannya para pejabat daerah nanti bisa mendorong temen temen di daerah untuk menjadi wirausaha yang memiliki ijin waralaba.

Seperti pada tahun 2018, ketika Kementrian Perdagangan mendampingi 22 peserta PWN 2018. Dimana ayam GEPREK JUARA menjadi satu satunya dan pertama kali di dunia bisnis restoran ayam geprek yang lolos mendapatkan STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba).

Nah..siang ini penjelasan tentang waralaba dimulai oleh rekan pembicara saya DR Rambat Rambat Lupiyoadi Akademisi dari UI yang luar biasa pemaparannya. Beliau menjelaskan betapa Indonesia diserbu oleh waralaba asing terutama di bidang restoran. Mulai dari USA, Singapore, Malaysia , Thailand dll.

Tentu hal itu menjadi tantangan buat waralaba lokal untuk bersaing melakukan perlawanan dalam merebut hati pelanggan, demikian juga dengan ayam GEPREK JUARA yang harus terus berbenah agar makin kompetitive. Dalam kajiannya beliau menyarankan untuk waralaba lokal agar Kreatif, Inovasi dan meningkatlan service excellent kepada pelanggan agar mampu bersaing dengan sehat dan fair. Karena diujungnya para pelangganlah yang akan menentukan pilihannya.

Kepada pemerintah beliau me berikan saran untuk dilakukan pengawasan kepada kegiatan Bisnis Bisnis Opportunity yang belum mendapatkan STPW untuk tidak menjual kerjasama dengan waralaba, gunakanlah istilah yang tepat sesuai UU. Karena itu akan berpotensi merugikan masyarakat luas. Waralaba maknanya adalah Lebih Untung.Jangan sampai pemerintah tidak hadir untuk melindungi warganya karena kegiatan tersebut, harapannya aparat didaerahlah yang bisa lebih dekat melakukan pemantauan dan penangawasan.

Giliran saya menceritakan tentang pengalaman selama PWN 2018, bagaimana kami di bina, dibimbing oleh Kemendag sampai akhirnya memiliki STPW adalah perjalanan pembelajaran yang luar biasa. Tentu saja kegiatan itu sangat bermanfaat dan saya berharap bisa menyentuh seluruh lapisan pengusaha yang ada di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan jumlah entrepreneur di Indonesia menuju 3%.

Beberapa peserta dari berbagai daerah yang hadir memberikan apresiasi atas pengembangan AGJ yang berlandaskan Jamaah, Pemberdayaan, Bagi Hasil dilandasi semangat Nasionalisme yang dicanangkan sebagai 3 Pilar JUARA. Termasuk keheranannya bagaimana AGJ bisa menjual menu prasmanan makan minum sepuasnya ayam geprek di harga Rp 15.000, apa gak rugi??? Serentak tanya peserta. Sampai saya harus membuka kartu agar secara quantitative bisa di jelaskan. Barulah ketika dibukakan hitungan food cost dll membuat para peserta menjadi paham dan tepuk tangan.

Setelah hampir 3 jam kita berdiskusi, selesailah sesi kita di acara PWN 2019. Semoga kegiatan yang terus diinisiasi oleh Kementrian Perdagangan ini akan terus ada dan makin luas untuk membantu kami para wirausaha nasional yang berjuang menumbuhkan ekonomi masyarakat, tentunya kehadiran dan peran serta dari pemerintah sangat kami perlukan.

Majulah Indonesia, Maju Terus Pantang Mundur.

Share this: